Bebaskan Dirimu dari Perbudakan Nafsumu Sendiri


oleh Marhento Wintolo pada 12 Oktober 2010 jam 6:44.

Semoga virus kesadaran yang dibawa Bapak Marhento Wintolo bisa menyebar ke seluruh persada Indonesia. Sumber FB Bapak Marhento Wintolo.

http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150297890895445#!/note.php?note_id=10150298541165445

Kadang Baginda Rasul merasa iba terhadap orang-orang yang telah menjadi budak-napsu. Ia ingin membantu mereka, tapi Allah mengingatkan dalam ayat 43 Al-Furqan, bahwa sesungguhnya tak seorang pun dapat membantu mereka kecuali terlebih dahulu mereka membantu diri.

Para penyembah napsu telah menempatkan napsu diatas segalanya, kemudian menjadikannya objek panembahan. Dan, semua itu mereka lakukan dalam keadaan sadar. Maka, sia-sialah segala upaya untuk “menyadarkan” mereka kembali. Mereka membutuhkan transformasi-hati.

Dan, diatas segalanya hasrat yang sangat kuat untuk berubah total. Tanpa hasrat seperti itu mereka tidak akan pernah berubah. Al-Qur’an menjelaskan bahwa orang-orang seperti itu tidak bisa diatur/tidak bisa diurus. Para budak napsu selalu menempatkan diri sebagai pemimpin, persis seperti Rahwana.

Ia diperbudak oleh Dosomuko, sepuluh muka indra sensori dan persepsi; mata, telinga, hidung, mulut, kulit, penglihatan, pendengaran, penciuman, pececapan, dan perabaan. Itulah sebab kebinasaannya. Dan, bersama dia ikut binasalah seluruh kaumnya. Apa salah kaumnya?

Hanya satu, mereka mengikuti Rahwana dan tidak menggunakan akal-sehat mereka. Wibisono yang menggunakan akal sehatnya terselamatkan. Saat ini kita semua tinggal dalam kerajaan dunia dimana budak ‘napsu dosomuko’ Rahwana menjadi pemimpin. Apa yang mesti kita lakukan? Mencari Wibisono, karena dalam setiap kerajaan Alengka, niscayalah ada seorang Wibisono.

Berpihaklah padanya. Berdirilah bersamanya.

Dalam unit terkecil, diri kita adalah Alengka. Saat ini ‘dosomuko mental/emosional’ berkuasa. Tapi ‘kesadaran wibisono’ pun ada berupa suara hati. Berpihaklah pada dia, dan bebaskan dirimu dari ‘kuasa dosomuko’. Maka, niscayalah Wibisono mengantarmu ke Sri Rama, ke Allah. Maha Besar Allah! Salam Pembebasan dari napsu rendahan!

Al-Furqan ayat 43: Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?

Tinggalkan komentar