Dharma Bhakti Teguh Para Garuda

Kata “manusia” atau “manushya” berasal dari dua suku kata, “manas” dan “ishya”. “Ishya” berarti Keberadaan. “Manas” berarti Pikiran. Apabila Keberadaan atau eksistensi bertemu dengan pikiran, maka lahirlah manusia.

Apabila manusia melepaskan dirinya dari pikiran, maka ia adalah Keberadaan atau Eksistensi. Keberadaan  + Pikiran = Manusia, sebaliknya Manusia Pikiran = Keberadaan. Energi dan apa yang kita sebut “materi” sama-sama merupakan bagian dari Keberadaan.

Elemen-elemen air, api, udara, tanah, dan lain sebagainya – semuanya merupakan bagian dari Keberadaan. Mengidentitaskan diri kita dengan energi berarti mengidentitaskan diri kita dengan salah satu unsur Keberadaan. *1 Kundalini Yoga 

Kelahiran Sang Garuda

Daksa memberikan putri-putrinya untuk dijadikan istri Resi Kasyapa. Pernikahannya dengan Diti menurunkan Hiranyaksa dan Hiranyakasipu. Perkawinannya dengan Aditi melahirkan Indra dan Vamana. Perkawinannya dengan Dewi Kadru melahirkan para ular dan para naga, sedangkan perkawinannya dengan Dewi Winata melahirkan Aruna dan Garuda. Dari satu kakek yang sama, para cucunya ada yang menjadi tokoh penegak dharma dan beberapa yang lain menjadi pemimpin golongan adharma.

Dewi Winata bersaing dengan Dewi Kadru. Dewi Kadru melahirkan ribuan butir telur yang menjadi ular dan naga, di antaranya menjadi naga Varuna dan Vasuki. Dewi Winata hanya melahirkan dua butir telur, dan karena lama tidak menetas, yang satu butir dipecahnya sebelum waktunya menetas dan menjadi Burung Aruna yang cacat. Kesalahan tindakannya nantinya harus dibayar dengan menjadi budak beberapa masa. Tugas Dewi Winata adalah memelihara dan membesarkan putra kandung dengan suka cita, akan tetapi karena tindakannya, dia harus merawat ribuan putra ibu lain dengan terpaksa. Baca lebih lanjut

Bakti Burung Garuda Kendaraan Wisnu Terhadap Ibu

Kisah tentang telur yang lama menetas. Mempunyai tugas mulia melepaskan Ibu dari perbudakan. Memiliki sifat berani dan tidak ragu yang merupakan modal utama dalam meniti jalur spiritual. Dan, pada akhirnya  dijadikan kendaraan Sang Pemelihara Alam.

 

Patung Garuda Wisnu Kencana

Tiket Promo bagi seseorang yang bepergian sangat berarti, karena bisa mencapai separuh harga dari tiket biasa. Harganya di sedikit di atas perjalanan naik bis, sedangkan waktunya jauh lebih singkat. Hanya saja, di kala orang masih terlena dalam mimpi, kami harus sudah di airport, jam setengah empat alarm berbunyi, dan jam empat pagi sudah mandi. Keuntungannya berangkat dini adalah waktu yang hampir selalu tepat, karena merupakan flight pertama. Tiket promo, bisa juga berarti, sewaktu orang lain sudah santai di depan tivi sebelum masuk peraduan, para penumpangnya  masih berada di udara, ditambah lagi flight terakhir biasanya selalu telat. Wong namanya promo, perlu disyukuri, Alhamdulillah, Puji Tuhan. Baca lebih lanjut