Arjuna, Sang Idola Nusantara Dalam Kakawin Arjuna Wiwaha

Latar Belakang penulisan Kakawin Arjuna Wiwaha

 

Sudah biasa dilakukan di Nusantara seorang Guru memberikan petunjuk kepada Rajanya lewat tulisan. Bukan suatu kebetulan bahwa sang Guru adalah Mpu Kanwa yang pikiran, ucapan dan tindakannya telah menyatu dengan kehendak alam dan sang raja adalah Prabu Airlangga yang spiritual, sehingga pemikiran mereka bisa ‘tune-in’, selaras.

 

Airlangga adalah menantu Prabu Darmawangsa raja Kahuripan yang terbunuh pada saat penyerbuan mendadak oleh Raja Wurawari dan para pengikutnya yang datang dari Luar Jawadwipa. Diantara kerabat yang selamat dari serbuan tersebut adalah Airlangga, sang menantu Prabu Dharmawangsa. Airlangga masih terhitung keponakan Prabu Dharmawangsa dari garis keturunan Mpu Sendok, seorang raja yang memindahkan ibukotanya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, sedangkan ayah Airlangga adalah seorang Raja Bali.

  Baca lebih lanjut

Belajar Pada Kehidupan Bunga Teratai

Waktu sudah agak larut malam, anak-anak sudah pada tidur, ketika sepasang suami istri bercakap-cakap di beranda rumah di depan sebuah kolam ikan kecil. Ikan-ikan lele di kolam tersebut sudah pada mati karena tua dan sebagian lari ketika kolam meluap akibat banjir, hanya tinggal sepasang lele di kolam menemani sebuah tanaman bunga teratai. Suami istri tersebut sedang memandang tanaman teratai yang sedang berbunga. Mari kita dekati mereka.

 

Sang Isteri: Suamiku, bunga teratai bahkan dapat tumbuh di lingkungan kotor berlumpur, walaupun demikian daunnya selalu bersih. Apabila datang butiran debu pada permukaan daunnya, maka teratai mengalirkan tetesan air hujan pada permukaan daunnya ke arah butiran debu tersebut, menghimpun seluruh debu, dan membawanya mengalir ke bawah hingga jatuh ke permukaan air. Pada akhirnya, daun pun kembali bersih tanpa noda. Mengapa manusia yang merasa lebih sempurna dari tanaman dan hewan, bertindak tidak selaras dengan alam, sedangkan tanaman dan hewan bertindak selaras dengan alam?

  Baca lebih lanjut