SURAT TERBUKA UNTUK PARA ULAMA DAN TOKOH AGAMA ISLAM DI INDONESIA

SURAT TERBUKA UNTUK PARA ULAMA DAN TOKOH AGAMA ISLAM DI INDONESIA
AGAR MENYATAKAN DENGAN TEGAS BAHWA PARA TERORIS, TERMASUK PARA PENDUKUNG DAN SIMPATISANNYA, SEBAGAI ORANG YANG TELAH KELUAR DARI AJARAN ISLAM YANG DISAMPAIKAN OLEH RASUL MUHAMMAD SAW

Indonesia kembali berduka, belum lagi hilang duka para korban pemboman keji Hotel J.W. Marriott pada tanggal 5 Agustus 2003, kini bangsa Indonesia dan dunia kembali dikejutkan dengan berita ledakan bom di hotel J.W. Marriott dan hotel Ritz Carlton pada tanggal 17 Juli 2009.

Nyawa anak manusia pun kembali meregang. Korban tidak hanya warga Indonesia, tetapi juga warga negara asing. Citra Indonesia di mata dunia pun tercoreng untuk kesekian kalinya oleh para penjahat kemanusiaan yang keji tersebut. Pemerintah Australia dan Amerika Serikat pun bergegas memberlakukan travel warning bagi warga negaranya.

Para teroris adalah pelaku pemboman ini. Indonesia seakan menjadi surga bagi para teroris untuk melakukan aksinya. Bagaimana tidak, mereka bisa bercermin ke pelaku bom Bali, Amrozi cs, yang walaupun mendapat hukuman mati, mereka seolah mendapat perlakuan istimewa. Masih banyak yang memuja, bahkan menganggap mereka seolah pahlawan, seolah mujahid yang mati syahid. Sehingga tanpa malu-malu tokoh agama Islam seperti Abu Bakar Ba’asyir pun melayat dan menyalati jenazahnya (sumber berita: Baca lebih lanjut

Beda Bogor, Beda Bali

Anand Krishna*

(Radar Bali, Senin 20 Juli 2009)

http://www.akcbali.org/

 

Walikota Bogor H Diani Budiarto dikabarkan sedang, atau telah (tergantung berita mana yang Anda percayai) mematangkan pencanangan Kota Halal.

Saya beranda-andai saja, bagaimana bila Bali ikut mematangkan pencanangan Pulau Halal.

Walau sama-sama halal, tentu matrix yang digunakan oleh Bali akan beda dari matrix yang digunakan oleh Bogor. Rujukannya beda, pihak yang diajak untuk membantu dalam pencanangan pun sudah tentu beda.

Bila Walikota Bogor diberitakan sedang atau telah mematangkan hal ini dengan pihak Majelis Ulama Indonesia, maka Bali barangkali mesti berkiblat pada Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Lantas, urusan Halal dan Haram itu akan dikaitkan dengan apa saja? Baca lebih lanjut

Kurma Avatara Kisah Spiritual dari Patung Kura-Kura di Candi Sukuh

Bila kita masih ingin hidup “utuh” sebagai Orang Indonesia, kita harus menerima “keutuhan” bangsa serta budaya kita. Kita harus kembali pada  mitos-mitos yang telah menjadi “akar budaya” kita,  budaya Nusantara yang “mengutuhkan”! Budaya Nusantara yang masih mampu mempersatukan kita dan menyuntiki kita dengan semangat baru untuk menghadapi dan memecahkan setiap persoalan bangsa. *1 Indonesia Jaya

Menggali budaya Nusantara yang telah lama tertutup ketidak-tahuan tentang jati diri

Revolusi berarti Re-Evolusi. Menggelindingkan kembali Roda Evolusi yang seakan berhenti sekian lama. Dan, Evolusi berarti Perkembangan, Pertumbuhan, Kemajuan… Revolusi Spiritual adalah Perkembangan Nilai-Nilai Spiritual, Nilai-Nilai Batiniah dalam diri kita sendiri. Kita harus mati dan bangkit kembali. Mati sebagai individu yang tidak mengenal sejarah, tidak menghargai leluhur, tidak apresiatif terhadap budaya asal dan tergantung pada segala yang berasal dari luar. Dan, bangkit kembali sebagai Manusia Indonesia yang Utuh… Manusia Modern yang berakar pada Budaya Asal dan Sejarah Masa Lalu yang Gemilang, namun tidak hidup dalam masa lalu… la hidup dalam masa kini, dan bekerja untuk Masa Depan yang lebih Cemerlang! *1 Indonesia Jaya

Pertarungan antara kelompok Kebenaran dan Ketidakbenaran, selalu terjadi di alam ini dan juga selalu terjadi di dalam diri. Tidak ada hal baru di alam ini, hampir semuanya merupakan pengulangan. Tentu saja dengan setting yang berbeda, karena alam ini selain berputar kembali, berdaur ulang,  juga berevolusi kearah penyempurnaan. Penyempurnaan juga berarti penyempurnaan kualitas pertarungan dan bahkan lebih rumitnya latar belakang. Pertarungan dengan para teroris pun menjadi tema dunia saat ini. Baca lebih lanjut